dedaunan belum kering dari embunnya
air mata belum lagi terpisah lama dari isakan
ketika engkau datang membawa kabar kehendak langit
melalui sapaan petir di tengah terik matahari
membakar keringat di penggorengan nasib yang tak
kesampaian bahagia
belum cukup rasanya dahaga kerinduanku padamu
atas pergimu setelah kau sedot habis pundi-pundi
harapan
dengan selang bijakmu yang tak kenal janji
engkau datang lagi dengan bisik mesra
sekerat roti demi sebongkah kerelaan
belum cukupkah dakiku kau ambil
demi rautan wajah cantik dan tubuh molekmu
hingga kau datang lagi mengiris keratan daging
bibir mungilku
dengan sejuta rayu janji tentang kebersamaan?
aku merasa seperti seutas tambang yang terkuliti
hingga menjadi lembaran-lembaran cacing tak
bertenaga
terhempas sepoinya angin dunia
tak berpijak tak bernaung
aku memang masih mencintaimu
sangat mencintaimu
tapi perlakuanmu padaku membuatku sesak
dan tak habis pikir dengan persetubuhan kita
yang tak pernah bahagia di ranjang kebersamaan
birahiku meledak-ledak sendiri ketika engkau
dengan angkuhnya berlalu
setelah menabur keriangan di masa muda kita
aku ekstase dalam ketak-terjangkauan klimaks
aku merangkak di tikar ketidak-puasan
aku ingin tetap selalu mencintaimu
tapi sayangnya engkau terlanjur menjadi pelacur
meski aku tetap tak bisa membencimu
karena aku terlanjur menjadi kekasih persetubuhanmu
dengan datangmu membawa kabar kehendak langit
aku tak lagi bisa menimbang pikir
lebih baik aku mati bersamamu
bersama kebinalan janji-janjimu
bersama harapan-harapanku yang tak kunjung tunai
bersama kita bisa mati sama-sama
yakinlah kita semua akan binasa kok
BTN Antara C5/5-Makassar, 16 Mei 2008, 23.53 wita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
karena kata adalah perisai
silahkan menyelimuti 'diri anda'
dengan perisai yang rasional, berbudaya dan senantiasa tidak bertentangan dengan pancasila & uud 45
...daripada dituduh makar??