08 September 2008

lahirkanlah, ibu; puisi untuk ibu

ketuban pecah
rahim terkoyak
tersembullah jeritan si orok
menantang sembilan hitungan
dengan tangan terkepal bulat
utuh

si ibu menyeringai
serigala melolong mesra
menatapinya di balik matahari
dengan birahi
melihat si hijau menetek mesra

jangan….
jangan….
jangan relakan ia diasuh dajjal
yang memasak bubur dengan tangan dekil
yang menciumi budak
sambil tangan membanting kompor
untuk janji 1001 malam

jangan….
jangan…..

lihatlah si orok menolak bapak
karena mulutnya bau asbak
habis sidang di gedung tingkat

jangan…
jangan….
jangan-jangan

makassar, 21 desember 2004 pkl.13.11 wita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

karena kata adalah perisai
silahkan menyelimuti 'diri anda'
dengan perisai yang rasional, berbudaya dan senantiasa tidak bertentangan dengan pancasila & uud 45
...daripada dituduh makar??