08 Oktober 2010

Jangan Lupakan Gincu Merah-mu (surat amarah untuk Andhika Mappasomba)

atas nama gincu merah yang tergores di bibirku
aku kabarkan kegenitan tanda-tanda alam
lewat dedaunan telinga yang meranggas merobek jantung langit
lewat celoteh-celoteh cadas
penghardik suami-suami malas
di usia senja kehamilan

atas nama gincu merah
kita pernah seia-berlawan
menata taman bunga
dengan belati masing-masing
tapi, masihkah kau punya belati?

ah, aku tak percaya kau sudah tak berbelati
mungkin hanya tumpul
atau gagangnya yang retak

datanglah dengan belati itu
bukankah gelanggang tak boleh sepi?

jika kau tak datang
atas nama gincu merah
pergilah jauh-jauh
karena aku punya belati yang tajam

(Mks, 27/12/2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

karena kata adalah perisai
silahkan menyelimuti 'diri anda'
dengan perisai yang rasional, berbudaya dan senantiasa tidak bertentangan dengan pancasila & uud 45
...daripada dituduh makar??